Serba-Serbi Tembang Macapat
1) Pengertian
Tembang Macapat
Kata tembang merupakan bahasa Jawa ngoko, dan
bahasa kramanya adalah sekar. Tembang atau sekar merupakan hasil atau manfaat dari
bahasa yang edi ‘baik’ dan endah ‘indah’ berupa gabungan kata-kata yang terikat
oleh aturan-aturan tertentu yaitu lagu.
Memang tembang merupakan bentuk karangan yang didasari lagu atau metrum. Ada
beberapa pengertian mengenai tembang macapat anatara lain :
1) Kata macapat
berasal dari kata maca+pat. Kata pat berasal dari kata papat ‘empat’. Karena dalam membaca atau
menyanyikan tembang berhenti empat-empat. Pendapat ini sering dipakai
masyarakat awam, padahal kenyataannya dalam melagukan tembang macapat tidak mesti pada tiap empat suku
kata (4.4) ada yang berhenti pada
pedotan dua-tiga (2.3), tiga-dua (3.2), tiga-tiga (3.3) dsb. Bergantung
kata-kata yang digunakan pada tembang.
2) Macapat berasal dari prefik ma-dan
kata dasar capat. Kata capat ada hubungannya dengan kata capet atau capet-capet ’lupa-lupa ingat’ (Poerwadarminta, 1956: 626)
3) Macapat berasal dari bahasa Sanskerta waca,
artinya klesak-klesik atau amat
pelan-pelan. Waca dalam bahasa Jawa Kuna berubah menjadi kata maca dan pat dari kata patha,
artinya bacaan. Sehingga macapat
sesungguhnya merupakan bacaan yang dibaca sangat pelan (Soewardi Endraswara,
2010: 9-10), tetapi di jaman sekarang sudah tidak relevan, karena macapat
dibaca dengan suara keras, bahkan sering untuk perlombaan, MURI tembang macapat
50 jam oleh Jurusan Sastra Jawa Fakultas Sastra Dan Seni Rupa Universitas
Sebelas Maret Surakarta Pada Juni 2010.
B.
Fungsi
Tembang Macapat
1) Menyenangkan
bagi pembaca (tentunya yang dapat nembang
‘menyanyi’), karena apabila bosan cengkok
‘gaya’ yang satu dapat menggunakan cengkok yang lain.
2) Memudahkan
ingatan atau memudahkan untuk memahami masalah-masalah dalam bentuk tembang.
Misalnya: watak kata-kata sengkalan, neptu ‘jumlah’ hari dan pasaran, neptu bulan Jawa, watak dewa delapan
dsb.
3) Sebagai alat
untuk menyimpan suatu masalah atau dokumentasi. Misalnya untuk memperingati
hari lahir atau meninggalnya seorang raja, untuk memperingati berdirinya sebuah
bangunan, perkawinan dsb.
C.
Manfaat
Tembang Macapat Dalam Kesusastraan Jawa
Puisi Jawa khususnya tembang macapat bermanfaat bagi pembaca atau
masyarakat, karena berisi dan dapat menyampaikan hal-hasl sebagai berikut :
1) Peristiwa
atau kejadian sejarah
2) Adanya
chronogram ’sengkalan’
3) Cryptogram
‘sandi asma’
4) Ramalan atau
akan terjadinya peristiwa jaman
5) Wewaler
‘pantangan, larangan’
6) Kejadian
politik
7) Amanat
‘pesan nasehat’
8) Mistik atau
suluk ‘kesempurnaan hidup’
9) Penolak bala
10)Keadaan
jaman
11)Lukisan
keindahan alam
12)Lukisan
penderitaan, kesedihan, keputusasaan
13)Lukisan
marah ‘peperangan’
14)Lukisan
asmara ‘kegandrungan seseorang’
15)Cangkriman
‘teka-teki’
16)Dsb.
D.
Pathokan /
pedoman dalam tembang macapat
1) Guru gatra,
yaitu jumlah baris dalam setiap satu tembang.
2) Guru
wilangan, yaitu konvensi atau aturan jumlah sukun kata dalam tiap gatra.
3) Guru lagu,
konvensi atau aturan jatuhnya suara padha akhir gatra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar