Sabtu, 18 Mei 2019

Tembang Macapat


Serba-Serbi Tembang  Macapat


1)  Pengertian Tembang Macapat
Kata tembang merupakan bahasa Jawa ngoko, dan bahasa kramanya adalah sekar. Tembang atau sekar merupakan hasil atau manfaat dari bahasa yang edi ‘baik’ dan endah ‘indah’ berupa gabungan kata-kata yang terikat oleh aturan-aturan tertentu yaitu lagu. Memang tembang merupakan bentuk karangan yang didasari lagu atau metrum. Ada beberapa pengertian mengenai tembang macapat anatara lain :
1)     Kata macapat berasal dari kata maca+pat. Kata pat berasal dari kata papat ‘empat’. Karena dalam membaca atau menyanyikan tembang berhenti empat-empat. Pendapat ini sering dipakai masyarakat awam, padahal kenyataannya dalam melagukan tembang macapat tidak mesti pada tiap empat suku kata (4.4) ada yang berhenti pada  pedotan dua-tiga (2.3), tiga-dua (3.2), tiga-tiga (3.3) dsb. Bergantung kata-kata yang digunakan pada tembang.
2)     Macapat berasal dari prefik ma-dan kata dasar capat. Kata capat ada hubungannya dengan kata capet atau capet-capet ’lupa-lupa ingat’ (Poerwadarminta, 1956: 626)
3)     Macapat berasal dari bahasa Sanskerta waca, artinya klesak-klesik atau amat pelan-pelan. Waca dalam bahasa Jawa Kuna berubah menjadi kata maca dan pat dari kata patha, artinya bacaan. Sehingga macapat sesungguhnya merupakan bacaan yang dibaca sangat pelan (Soewardi Endraswara, 2010: 9-10), tetapi di jaman sekarang sudah tidak relevan, karena macapat dibaca dengan suara keras, bahkan sering untuk perlombaan, MURI tembang macapat 50 jam oleh Jurusan Sastra Jawa Fakultas Sastra Dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta  Pada Juni 2010.

B.     Fungsi Tembang Macapat
1)     Menyenangkan bagi pembaca (tentunya yang dapat nembang ‘menyanyi’), karena apabila bosan cengkok ‘gaya’ yang satu dapat menggunakan cengkok yang lain.
2)     Memudahkan ingatan atau memudahkan untuk memahami masalah-masalah dalam bentuk tembang. Misalnya: watak kata-kata sengkalan, neptu ‘jumlah’ hari dan pasaran, neptu bulan Jawa, watak dewa delapan dsb.
3)     Sebagai alat untuk menyimpan suatu masalah atau dokumentasi. Misalnya untuk memperingati hari lahir atau meninggalnya seorang raja, untuk memperingati berdirinya sebuah bangunan, perkawinan dsb.
C.      Manfaat Tembang Macapat Dalam Kesusastraan Jawa
Puisi Jawa khususnya tembang macapat bermanfaat bagi pembaca atau masyarakat, karena berisi dan dapat menyampaikan hal-hasl sebagai berikut :

1)     Peristiwa atau kejadian sejarah
2)     Adanya chronogram ’sengkalan’
3)     Cryptogram ‘sandi asma’
4)     Ramalan atau akan terjadinya peristiwa jaman
5)     Wewaler ‘pantangan, larangan’
6)     Kejadian politik
7)     Amanat ‘pesan nasehat’
8)     Mistik atau suluk ‘kesempurnaan hidup’
9)     Penolak bala
10)Keadaan jaman
11)Lukisan keindahan alam
12)Lukisan penderitaan, kesedihan, keputusasaan
13)Lukisan marah ‘peperangan’
14)Lukisan asmara ‘kegandrungan seseorang’
15)Cangkriman ‘teka-teki’
16)Dsb.

D.     Pathokan / pedoman dalam tembang macapat
1)     Guru gatra, yaitu jumlah baris dalam setiap satu tembang.
2)     Guru wilangan, yaitu konvensi atau aturan jumlah sukun kata dalam tiap gatra.
3)     Guru lagu, konvensi atau aturan jatuhnya suara padha akhir gatra.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

       STRUKTUR TEKS DRAMA a Plot utawa Alur Plot utawa alur mujudake rerangkening crita/konflik para paraga/tokoh saka wiwitan nganti p...